Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

Aku Jatuh Hati

Gambar
Minggu, 30 Desember 2018 by : Melani Hidayati Aku Jatuh Hati Dibalik ruang jendela yang terbuka, dulu, aku sering menyalahkan orang tua ku, atas larangannya, memintaku diam dirumah, bagai putri anggun yang hanya boleh menetap di istananya, namun kini, aku sudah tak lagi di istana yang sama, tapi aku merasa telah... mengulang siklus yang sama. Menetap dalam ruang 3x5 meter, 3x5 meter zona ternyaman, terluas yang paling aku sukai, ​barangkali kalau ingin ditambahkan satu dimensi lagi, tingginya 3 meter, sangat luas.. Apa? Apa kau ingin menyela dan mencela tuk mengatakan bahwa kamar mandi dirumahmu jauh lebih luas, tidak kawanku, makin kesini aku makin menyukai ke-mageran, tubuh yang menetap dan hati yang berkelana, memang, ada saatnya kita harus berlayar dan menepi di tempat baru. Tapi di ruangan yang "luas" ini, aku terlanjur jatuh hati padanya, tinggal menunggu masa, aku akan meninggalkannya, tapi aku tak akan patah hati, karena aku, gampang jatuh hati. Mungkin jika k

Back to 90, Berguling-Guling Menuruni Bukit

Senin, 24 Desember 2018 by Melani Hidayati Jadi Ini Toh Rasanya Diklat?  Tanpa Ponsel, dan lampu Barak yang sempat mati total, membuatku berandai-andai, kalau aku sedang terbang ke masa lalu. Jujur, aku akui baru kali ini aku mengikuti kegiatan yang dinamakan diklat, setelah sekian tahun bersekolah dulunya aku selalu apatis, sekolah pulang, sekolah pulang, begitu lah seterusnya hingga jajan yang dulunya berharga 100 rupiah berubah menjadi 1000 rupiah dengan porsi yang sama dan kemasan berbeda, lah apa hubungannya? Nggak ada hehe. Sabtu, dan Minggu lalu, aku bersama organisasi yang aku ikuti (semacam OSIS, atau Dewan Ambalan kalau SMA, enggak mau sebut merek ya), menjalani pelatihan di sebuah pelatihan oleh Angkatan Darat di Gunung Bundar, Bogor. Dingin, itu kesan pertama yang aku dapatkan dari sana, kami sampai di sana pada sore hari, disuruh ganti baju, lantas merayap guling-guling di tanah yang agak becek, tersiksa? Enggak, aku merasa itu sangat seru, tapi bo’ong, eh

Emak Anakmu Kurang Dolan

Gambar
Emak Anakmu Kurang Dolan Senin, 5 November 2018 By : Melani Hidayati Ini cerita 31 Oktober 2018 lalu. Beneran, norak banget! Semua serba first time , naik kereta, ke Jakarta, order Grab . Aku hidup selama 19 tahun ngapain aja ? Di rumah! Beneran nggak pernah kemana-mana, dari sekolah lurus ke rumah, paling belok juga ke tempat itu-itu aja , buat ngerjain tugas kelompok, nggak jauh dari area sekolah, udah siklus yang sama, anak nurut yang nggak macam-macam. Jadinya, hari itu aku liburan mengisi waktu senggang sehabis UTS, si Anak Kampung ini belagu pengin lihat kota katanya, jadilah terkabul mimpi itu dengan kebetulan ada Bude aku yang tinggal di sana. Awalnya aku bingung mau ke sana naik apa, mager, males, takut, iya aku takut sendirian ke sana, dan jeng-jeng orang tua aku memberi kondisi boleh ke Jakarta asalkan berangkat-pulang harus ada yang mengantar, maka dijemputlah diriku yang udah gede 19 tahun ini dari Stasiun Bogor, bude aku jauh-jauh ke Bogor buat

Tentang Aku dan Kamu

Gambar
Tentang Aku dan Kamu 26 Oktober 2018. Hai, Kota Hujan, Kota Ilmu, kota buat aku memulai kisah baru sebagai anak rantau. Sebagai anak rumahan, merantau sejauh ini Bogor-Tuban bukanlah hal mudah, H-2 sebelum keberangkatan aku selalu menunda-nunda saat-saat mengemas koper, menikmati indahnya liburan kegabutan di kampung halaman, scroll instagram, ngejahilin adek, sebuah siklus hidup “nyaman” yang rasanya tak ingin aku hentikan, hei... apa iya mau begini terus? Harus berubah dong! Iya dong, aku kan udah ada tiket SNMPTN, udah daftar ulang, udah bayar UKT, tinggal kuliah. Tapi... berat, BERAT BANGET, kata Dilan yang berat itu rindu, bukan tapi koper, eh bukan, maksudnya menerima kenyataan bahwa kau harus merantau meninggalkan semua kenyamanan, pisah dari orang tua, harus tinggal di asrama bersama orang-orang yang benar-benar baru. Apa yang terjadi? Nangis? Jelas! Tersedu-sedu kala melipat baju ke dalam koper, berat, ingin kutunda besok lagi, tapi tak mungkin

Soal SBMPTN 2012-2015 Saintek pdf + Kunci Jawaban

Gambar
Soal SBMPTN 2012-2015 Saintek pdf + Kunci Jawaban Agak basi nggak untuk membagikan file ini, pasalnya buat referensi SBMPTN, perjuangan mempertaruhkan masa masuk kuliah, eh kenapa bukan masa depan? Karena masa depan nggak terbatas kuliah saja Cuy, kita bisa jadi apapaun yang kita inginkan, tanpa harus berpatokan pada berkuliah saja. Dan berikut link filenya : Soal SBMPTN Saintek 2012-2015 pdf + Kunci Jawaban Password : melanimendes.blogspot.com

Seputih Pasir Putih

Gambar
Seputih Pasir Putih Sabtu, 4 Agustus 2018 By Melani Hidayati Lokasi : Pantai Pasir Putih, Desa Remen, Kec. Jenu, Kab. Tuban Kamis, 2 Agustus 2018, aku bukan traveller, bahkan setiap malam minggu aku hanya di rumah, hampir selalu, mungkin hanya satu atau dua kali dalam 19 tahun usiaku, aku pergi keluar rumah, namun aku tidak sedih, pernah tapi hanya sesaat, aku senang dengan duniaku, streaming di rumah, baca komik kesukaanku, bahkan terkadang mengerjakan PR, haha. Kamis lalu, orang tua ku mengajakku pergi ke Tuban, aku orang Tuban, tapi pergi ke Tuban, iya aku orang pinggiran, pelosok, pojok, perbatasan, itu istilah kasarnya, butuh 2 jam dengan mobil dari rumahku ke pusat Kota Tuban, tentunya dalam kondisi tidak macet dan lancar, daerahku alhamdulillah lancar dan aman dari kata macet, kecuali saat ada acara karnaval, setiap agustusan . Aku diajak shopping, “wow, shopping adalah hal paling menyenangkan bagi cewek, so pasti membahagiakan” tapi kenapa aku

Hidup Lagi

Gambar
Hidup Lagi by Melani Hidayati (Diary yang ingin kuceritakan tahun 2017 silam)  Hari itu hujan lebat, berbalutkan seragam coklat aku duduk terpaku mengelana dalam fatamorgana dalam otakku.  Dila yang perawakannya mungil itu duduk bersamaku, rona matanya bersinar menyala mengikuti ceritanya yang semakin membara, dia sahabatku, hujan membuatnya ingin mengungkapkan seluruh isi hatinya. "Aneh ya M el " katanya tiba-tiba.  "Apa? Apa yang aneh?" jawabku penuh tanda tanya.  "Kalau aku lihat wajahmu sekarang aku ingat lagi dengan wajahmu saat itu, kepalamu segini" dia mengepalkan tangannya, mengingatkanku akan peristiwa mencekam dua bulan lalu. "Eh kok bisa? Kan sekarang aku udah cantik lagi, paling tinggal bekas-bekas dikit" aku angkat daguku, bukan menyombongkan, namun masih tergurat bekas jahitan benang putih yang tak diambil di daguku. Ada yang mengganjal seakan ada benda lain ketika kuraba, sengaja kuperlihatka