You Did Well Melan



Hai teman-teman, yang entah siapa kamu menyempatkan diri untuk membaca coretanku, aku ingin berbagi cerita tentang diriku yang struggle, bosan, jenuh, atau kecewa terhadap diri sendiri. Bahkan saat aku berada di lingkungan yang sangat baik, keluarga yang mensupport, temen departemen yang kocak, temen kontrakan yang care. I have those all.

Sekarang aku berada di semester tiga, tengah menanti UAS, aku dalam perjalanan membuka slide, menyalakan laptop dan mendownload file, tapi aku malah membuka blog dan menulis apa yang tadinya tak aku rencanakan, memang semudah itu aku terdistraksi, sama halnya ketika aku memegang smartphone untuk men-charge-nya tapi aku malah membuka instagram, lihat story, dan bahkan menyempatkan untuk mereply story kawanku. Payah? Iya emang, aku kecewa dengan diriku yang tak mampu membagi waktu dan fokus terhadap apa yang aku lakukan.

Ilmu Komputer, aku berada di jurusan yang dulunya ku pikir dengan sangat matang, salat istiharah, dan mengira bahwa aku akan nyaman di dalamnya, iya aku nyaman sangat malah, bagaimana mungkin tidak? Teman-teman di sini membuatku merasa disini seperti rumah kedua, terus apa masalahnya? Ketika aku duduk di kelas, kupikir hanya ragaku yang di sana, pikiranku kemana-mana. Apa yang salah, aku kesini untuk belajar, tapi kenapa aku terfokus kepada hal lain? Bukannya mendalami bidang di jurusanku, aku justru tertarik pada bidang lain yang tak ada hubungannya dengan jurusanku. Padahal aku diberi kesempatan untuk memilih jurusan apa yang cocok buatku, but what's now?

Perasaan bersalahku terhadap diri sendiri makin menjadi ketika tahu nilai UTS ku semester ini, "Oh tidak" bagaimana aku mencari beasiswa nanti jika nilaiku seperti ini, ah bukan itu, siapa yang mau menerimaku bekerja jika IP ku di ijazah nanti buruk? Semua bayangan buruk menggema, aku melihat ke sekelilingku, temanku bermain, nilai mereka bagus, teman ukm, teman kepanitiaan yang jauh lebih sibuk dan soft skill mereka jauh melebihi ku nilai mereka tetap bagus, dan mereka bahkan masih menyempatkan untuk ikut lomba, tentu saja mereka menang, unlike me, yang ikut lomba tapi kalah, ikut kepanitiaan tapi hanya staff, baru aktivitas kompleks sedikit, tapi udah kena flu, "payah banget sih lu, bego dasar" I cursed myself, i hate me.

Semua plan awal tahun, motivasi awal semester, kerangka rencana agar aku disiplin, perlahan aku melanggarnya, target yang aku buat, semuanya seakan tak tercapai. Aku menceritakannya pada temanku, aku tanya pada Tuhan apa yang salah, then i found an answer. Aku yang salah, aku kurang menghargai aku, bahwa sedikit demi sedikit aku sudah berkembang, jauh berbeda dengan aku di awal tahun, aku yang dulu belum bisa desain, sekarang sedikit mengenal desain, aku yang dulu tak bisa animasi, sekarang sedikit mengenal after effects, aku telah bekerja keras, orang lain bahkan bisa melihatku dari sisi berbeda dengan menghargai setiap karya kecil yang aku buat dan memberi apresiasi kecil berupa kata "keren Mel", "ajarin bikin ginian dong Mel".

Aku terlalu sering melihat ke atas dan membandingkan diriku dengan orang-orang di atasku, dan aku selalu merasa kurang dan merasa "payah", aku jarang atau bahkan lupa menghargai diri sendiri, "You did well Melan, terimakasih sudah berjuang hingga tahap ini, aku yakin aku bisa menggapai cita-cita yang bahkan aku belum tahu itu apa, aku yakin Allah telah mempersiapkan kado terindah untukku di masa kini dan mendatang", Ibu anak gadis kecilmu ini perlahan telah dewasa, aku ingin jadi wanita kuat seperti Ibu dan membahagiakanmu dengan caraku.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Good/Bad Fortune, Webtoon Review

Tanpa Kata Berjuta Rasa, Webtoon Review Love Doesn't Talk

Untouchable : Review Webtoon